Mekanisme berputar di sepeda tentu tak akan lepas dari piranti penggerak rantai dan roda satu ini. Yap, Pedal bak mesin penggerak sepeda saat melaju, performa kayuhan (pedaling) dan laju sepeda ditentukan dari seberapa berkualitas pedal yang dipakai. Kali ini Braderian berkesempatan untuk mereview pedal merk Crankbrother tipe Mallet E, pedal berplatform tapak lebar dengan mekanisme cleat ini cukup memiliki nama besar di beberapa forum sepeda luar dan dalam negeri. Crankbrother banyak dipakai mountainbikers di genre All Mountain maupun sering digunakan dalam Enduro Race.
https://farm1.staticflickr.com/784/39975873815_901f0b51bd_z.jpg
Berbobot 425 gram per pasangnya, pedal dengan mekanisme cleat yang sedikit beda dibanding sistem cleat SPD (Shimano Pedaling Dynamic) ini memiiki jumlah empat sisi mekanisme clip. Berbeda dengan Shimano yang hanya punya dua sisi saja. Hal ini cukup membantu untuk menemukan clip-in yang bervariatif dan lebih gampang setelah clip-out tanpa butuh effort lebih menemukan titik clip diatas pedal yang pas. Mallet E berbahan aluminium dengan proses CNC dan poros (spindle) pedal berbahan chromoly. Mallet E menempatkan beberapa traction kit di sisi tengah kanan dan kiri sehingga mampu menjaga grip sepatu brader diatas pedal dengan stabil, meskipun posisi sepatu sudah terpasang di cleat pedal. Hal Ini sangat bagus untuk menambah grip pedaling terutama saat bersepeda di medan yang cukup membutuhkan kontrol traksi lebih. Mallet E sudah ditambah dengan penempatan enam buah pin di bagian depan dan belakang pedal di kedua sisinya.
https://farm5.staticflickr.com/4778/40869608711_e6a61d8b6d_z.jpg
Bentuknya mirip dengan lineup Crankbrother lain yakni seri Mallet DH, namun tipe ini sedikit lebih ramping dan ringan dengan varian warna beragam (biru, silver, dan hitam). Mekanisme sealed bearing dengan kualitas bearing yang cukup mumpuni yakni bearing enduro seri chromium mampu membuat pedal ini ringan dalam hal putaran, itu juga dibantu dengan sistem bushing yang cukup advance yakni sistem IGUS bushing yang memungkinkan putaran ringan tanpa mengurangi esensi durabilitas karena juga dilengkapi sistem seal spindle yang weatherproof.
Plus-Minus
Mekanisme cleat pedal cukup impresif, Crankbrother klaim bahwa pedal bisa diset 15 atau 20 derajat sudut cleat. Pedal ini diklaim lebih flowly dibanding sistem cleat brand lain. Dengan cleat brass di sepatu yang termasuk dalam pembelian pedal, brader tak perlu repot mencari cleat yang pas di sepatu. Namun agaknya ada kelemahan pada di pedal ini, karena mekanismenya tak ada sistem pengaturan spring tension seperti Shimano, bisa jadi durabilitas-nya perlu dipertanyakan. Semakin lama dipakai cengkraman cleatnya berangsur berkurang karena plat cleat yang aus. Mungkin bisa diakali dengan part rebuild Crankbrother yang cukup lengkap, mulai dari bearing kit sampai cleatnya. Sayangnya spring-cleat agaknya cukup susah dicari di Indonesia. Jadi ketika plat cleat spring-nya aus, selesai sudah dan hanya bisa dipakai dengan sepatu flat pedal.
Kesimpulan
Harga retail sekitar 2,3 juta agaknya membuat merogoh kantong terlalu dalam. Namun pertimbangan lain, jika Brader ingin mencoba sensasi mekanisme cleat diluar sistem SPD yang terlalu mainstream, brand ini cukup menarik untuk jadi bahan incaran. Apalagi dengan part aftermarket yang cukup terjamin dan durabilitas yang mumpuni. Braderian mengetesnya kurang lebih enam bulan ini dan tak terlalu mendapat kendala yang cukup berarti selain lapisan coating anodized-nya yang agak memudar namun performa bearing enduro chromiumnya cukup mumpuni.
Baca juga: FLATS VS CLIPLESS PEDAL, KAMU YANG MANA?
Leave A Comment