
Komunitas biasanya terbentuk karena kesamaan visi dan misi di tiap anggotanya, persamaan tersebut bisa disatukan dari berbagai macam aspek yang mendasari lahir dan bertumbuh seiring waktu. Santacruz Indonesia adalah satu dari sekian komunitas sepeda yang ada di Indonesia yang terbentuk atas inisiasi membernya yang tentu gemar bersepeda dan kebetulan memiiki kesamaan brand sepeda yakni Santacruz. Terbentuk di sejak 2013 ini rutin mengadakan kegiatan bersama seperti gowes bareng di dalam maupun luar negeri, seperti ke Jepang pada tahun lalu yang diikuti 40 anggota dan rencana tahun ini komunitas ini menjadwalkan riding bareng ke Nepal. Bahkan beberapa waktu lalu sempat diundang main ke Headquarter Santacruz di California, Amerika Serikat untuk factory visit beberapa anggota SCI.

Santacruz Indonesia yang pada periode ini berganti kepengurusan yang ke empat kalinya memiliki jadwal yang rutin diupdate setiap akhir tahun untuk mengakomodir jadwal kegiatan tahun berikutnya. Aldin, selaku ketua SCI (Santacruz Indonesia) mengatakan, “SCI memiliki kegiatan rutin yang terjadwal setiap bulannya kami gunakan untuk gowes bersama sebagai ajang kumpu anggota kami yang saing terinteraksi baik di dunia nyata maupun maya yang tersambung dengan beberapa platform sosial media dan grup chat, dan saat ini anggota aktif kami tersebar di seuruh penjuru Indonesia dengan jumlah diangka 600an orang lebih”.
Pada 22-24 Maret 2019 ini SCI menggear acara gowes bareng dan coaching clinic bersama Popo Ario Racing School yang memiih tiga lokasi berbeda yakni Malang, Pasuruan, dan Pacet Mojokerto. Program yang dikawal oleh dua rider nasional DH dan XC yakni Popo Ario Sejati dan Aris Pay dan dibantu oleh rider elite di IDH, Dedik Handika. member SCI yang berjumah 24 orang yang bertolak dari Jakarta ke Malang dengan Bus menempuh perjalanan cukup panjang, “Biaya bisa kami reduksi dengan menyewa bus daripada jika berangkat dengan modal transportasi udara yang saat ini agak berbeda dari sebelum-sebelumnya” ungkap Adi saat ngobrol santai dengan Braderian Sabtu kemarin. Jadwa SCI di hari pertama adalah pengenaan teknik dasar bersepeda seperti teknik cornering ataupun body position dan dipadu dengan pengenalan streching atau pemanasan sebelum bersepeda. “Hari pertama kami lakukan untuk pengenalan awal mereka sebelum menjajal langsung diatas sepeda di hari kedua dan ketiga” ujar Aris Pay selaku intruktur teknis.



Hari kedua Braderian berkesempatan mengikuti beberapa program coaching Popo Ario Racing School di Tutur Welang Bike Park, Pasuruan. Mereka bertolak dari Malang kota sekitar pukul 7 pagi dengan kurang lebih menenmpuh 1,5 jam an perjalanan. Rombongan SCI dari Jatim dan sekitarnya pun turut serta bergabung dengan rombongan SCI dari Jakarta dan berkumpu di titik start loading di Warung Renes, “Program hari ini untuk implementasi teknik yang kemarin sudah diajarkan di hari pertama dan akan dipraktikkan langsung di lintasan” ujar Popo Ario yang juga turut mengawa riding hari kedua di TWBP ini.
Setelah berkemas dan bersiap menuju titik start trek yang kurang lebih sekitar 12kman dari titik awal loading, rombongan SCI dan beberapa tim coaching bersiap untuk riding run pertama. Run pertama mereka rencanakan untuk pengenalan trek dan di beberapa section lintasan akan diajarkan beberapa teknik seperti melibas rockgarden atau lintasan batuan, teknik berbelok atau cornering dan menaklukkan obstacle yang membutuhkan teknik pump seperti table top atau drop.
Riding diawali dengan pemanasan yang dipimpin oeh Aris Pay sebelum menjajal trek sepanjang 15km an tersebut, Menurut Aris pemanasan penting untuk menunjang peforma sebelum aktifitas fisik terutama bersepeda. riding santai di lintasan yang agak basah karena memang memasuki musim penghujan ini dilakukan dengan satu persatu dengan gap antar peserta yang leuasa untuk menjaga keamanan dan menjaga ritme berkendara antar peserta. Dibagi dengan beberapa grup yang mengakomodir skill anggota yang turun di trek TW ini namun tetap dikoordinasi berkumpu di titik-titik yang ditentukan untuk penjelasan beberapa teknik yang akan disampaikan seperti di section cornering sebelum rumah getah untuk menjajal hasil yang ditangkap anggota SCI di program hari pertama. Teknik cornering yang benar akan menunjang kecepatan dan keamanan rider di lintasan.
Section tabetop di rumah getah dimanfaatkan untuk pengenalan teknik menakukkan drop dan table top yang aman dan menunjang kecepatan diatas sepeda. Didemonstasikan oleh Dedik Handika dan Popo Ario di depan anggota SCI dan tak lupa penjelasan teknik yang dipandu oeh Aris Pay dan para peserta bebas bertanya apabia dirasa kurang paham dan diakhiri dengan run satu persatu mempraktikkan teknik tersebut di atas tabe top rumah getah trek TW.

Lanjut dari rumah Getah, para peserta coaching melaju ke section teknikal trek TW yang dihiasi rockgarden dan akar-akar yang siap menjadi obstcle menarik untuk ditakukkan. Tetap seperti awal yang melaju satu persatu dan dibagi per grup dan berhenti di tengah lintasan akar dan batuan menjelang finish untuk penjelasan selanjutnya tentang teknik melaju di obstacle rockgarden dan memilih jaur/line yang pas.
Rombongan berhenti di salah satu spot trek TW yang memiliki obstacle rockgarden dan akar alami dan disini peserta coaching mendapat pengarahan dari Aris Pay dan Popo Ario tentang teknik pengambilan line dan teknik melewati drop kecil dan rockgarden atau lintasan batuan. Salah seorang peserta asal Sidoarjo menuturkan bahwa sebelumnya masih ragu dan kagok kalau lewat jalan seperti ini, “Speednya belum berani agak kenceng” katanya. Namun di bagian ini selain peserta diajarkan tekniknya, mereka bisa menjajal kemampuan setelah penjelasan yang mereka tangkap dirasa cukup, dilepas satu persatu dan dengan arahan para intstruktur PARS juga, lalu tak lupa bagi peserta yang masih kurang atau perlu evaluasi bisa bertanya satu persatu. Penjelasan di section ini cukup lama dan tak terasa gerimis kecil menyambut para peserta coaching yang segera bergegas melaju lagi sampai garis finish di Warung Renes dan bersiap loading kembali untuk run yang kedua sembari istirahat makan siang.

Sesampai di titik start loading, peserta beristirahat sejenak sembari melemaskan otot tangan dan kaki yang cukup lelah apalagi beberapa dari peserta bisa dikatakan baru bersepeda dan tujuan mereka ikut program coaching SCI ini lebih ke bagaimana mereka tahu cara riding yang benar untuk menunjang keamanan dan kenyamanan mereka. Lepas pukul setengah dua siang, rombongan bersiap menaiki pickup untuk loading run kedua, bedanya di run kali ini Popo Ario dan Aris Pay mengawal dan melepas para peserta untuk total riding dan tentu dibagi per grup. Namun karena pertimbangan waktu, mereka mengambil separuh run dengan jarak kurang lebih 9 km saja dan langsung disambut hujan di tengah trek dan menuju titik finish.

Tak ada kendala berarti di acara hari kedua ini, para peserta yang tiba di titik finish usai menyelesaikan run kedua langsung berkemas dan balik ke Malang untuk mempersiapkan program coaching di hari ketiga yang digelar di trek DH Pacet, Mojokerto yang tentu program-programnya kurang lebih sama namun dengan karater lintasan Pacet yang berbeda dari TW memberi pengalaman teknikal yang lebih bagi para peserta coaching Santacruz Indonesia sebelum kembali ke Jakarta hari Minggu malam.
Leave A Comment