Jika Brader, mengunjungi perhelatan CASA Indonesia 2019, ada satu area booth yang membendarkan warna yang paling berbeda dari lainnya, adalah instalasi dari KOLEK.
KOLEK membawa tema -KUBUS-. Berupaya memberikan gambaran masa depan dimana kondisi ruang menjadi terbatas. Inilah yang mendesak munculnya konsep sharing. Kubus merupakan instalasi hasil kolaborasi pertama dengan Digital Nativ, adalah creative technologies yang berbasis di Jakarta.
Kembali tentang Kubus, konsepnya menggaris bawahi interaksi dan reaksi manusia yang dihadapkan ada kondisi berbagi. Terdapat empat buat panel di bagian ceiling yang bersifat responsive terhadap posisi empat buah stool transparan.
Kubus juga mampu membawa single user menuju dimensi lain lewat visual yang bersifat meditative. Layar yang diletakkan di bagian atas bertujuan menggiring fokus dan pandangan pada garis horizontal di atas kepala.
Secara khusus KOLEK menggunakan satu material yang merefleksikan kata futuristis yaitu lapisan kaca film dichronic dengan efe bias warna pada instalasi ruang berbentuk kotak minimalis.
Mengenal brand ini dari karya instalasi kemudian membuka isi instagram & websitenya. Jujur saja, produknya saat ini kontradiksi dengan nuansa futuristis yang dibawa dalam karya instalasinya. Produk furniture yang diperkenalkan justru lebih dominan konsep kontemporer. Kami sedang menganyakan perihal ini ke KOLEK, semoga cepat ada jawaban :)
//Senang mendapatkan jawaban cepat dari KOLEK:
“Konsep future living adalah bagian dari tema yang dipilih oleh Casa Indonesia, untuk bisa kami wujudkan dengan tetap membawa karakter dari produk kami. Jadi ini karya kolaborasi dan cara adaptif kami terhadap tema dari Casa Indonesia. We took exactly the same shape from our signature stool (usually made from wood) and using acrylic instead of wood to create how is it going to look like and preseted the future”,
KOLEK
Tentang KOLEK
Kolek adalah brand lokal Indonesia yang didirikan pada tahun 2018. Visi mereka menciptakan produk-produk rumah tangga kontemporer termasuk mebel dan aksesoris untuk gaya hidup modern menggunakan bahan berkualitas tinggi dan mengurangi proses manufaktur industri. Jadi lebih mengedepankan handmade.
Kolek dibangun oleh dua insan yang memiliki latar belakang kuat dibidangnya. Adalah Jeffry Lamin Widjaja seorang desainer interior dan produk yang dulu tinggal dan bekerja di Shanghai selama 10 tahun sebelum kini telah kembali ke Indonesia. Fokus mengembangkan brand di Indonesia. Lulusan dari Raffles Design Institute Shanghai dan Raffles College of Design & Commerce Sydney bertanggung jawab untuk arsitektur dan interior untuk beberapa landmark dan hunian penting di Cina. Dari Shanghai ke Suzhou, dan Hangzhou, sejak 2011.
Bersama Veronica Arviana adalah mantan editor mode Harper’s Bazaar Indonesia. Lulusan desain mode dari Northumbria University (2009) bertanggung jawab untuk menciptakan tren di majalah setiap bulan selama hampir satu dekade sekarang. Karya-karya editorialnya menampilkan merek-merek lokal dan internasional seperti Louis Vuitton, Chanel, Gucci, Bottega Veneta, Balenciaga, Celine, Saint Laurent, dan banyak lagi. Bersama mereka menggabungkan nilai-nilai arsitektur dan fashion ke dalam desain estetika yang menawarkan perspektif materialitas dan tujuan baru. Keren!
Leave A Comment