Penjelasan Geometri Sepeda Gunung
Ok, ini topik lama sih, tapi materi yang harus kekal dipahami. Kami repost dari postingan lama yang dulu kami post di website braderian.co.
Geometri adalah tentang perhitungan teknis antar bagian dari frame sepeda, didesain sedemikin rupa sehingga fit (cocok) dengan postur tubuh penggunanya dan ideal dengan tipikal medan/genre sepeda tersebut.
Geometri sepeda sesungguhnya sangat unik bagi setiap orang karena kita punya perbedaan tinggi badan, inseam, panjang lengan, dll. Pabrikan telah mengelompokkan ukuran frame untuk membuat pendekatan terbaik supaya sebuah sepeda dengan ukuran tertentu bisa cocok oleh banyak orang.
Dibalik ukuran frame XS, S, M, L, XL yang sederhana sebenarnya ada perhitungan kompleks. Itu baru ngomongin bike sizing lho, belom lagi aspek genre sepeda misal MTB, Road, City Bike, Folding, dan seterusnya. Masih juga dibuat spesifik, misal MTB Cross Country, Trail, All Mountain. Roadbike Endurance, All Rounder, Performance/Race, dan sebagainya. Nah, rumit kan.
Tapi jangan kuatir, kita pahami secara bertahap saja, kita bahas bagian dari geometri MTB. Bagi Brader yang baru memulai bersepeda dan ingin tau lebih tentang hal-hal yang berkaitan dengan frame sepeda, yuk baca lebih jauh.
GEOMETRI MTB
Geometri sepeda mengacu pada sudut dan jarak dari bagian-bagian tertentu sepeda Brader, satu sama lain. Sedikit saja perbedaan angka derajat (sudut) dan panjang geometri dapat membuat perbedaan besar, mempengaruhi genre sepeda & cara bersepeda brader melibas trek. Sebenarnya tidak ada satu ukuran frame yang cocok untuk semua. Kalaupun industri menawarkan pilihan genre atau size tertentu, semua itu tentang kompromi terbaik supaya mencapai efisiensi produksi.
Untuk memulai, kita perlu tau semua istilah yang digunakan untuk membahas geometri sepeda gunung. Sejak hampir setiap Brand mencantumkan hal teknis geometri di website mereka & masih menggunakan istilah dalam Bahasa Inggris, Brader perlu memahaminya. Berikut adalah beberapa istilah dalam geometri MTB:
- Head Tube Angle – Sudut yang terbentuk dari kemiringan fork terhadap garis horisontal. Kemiringan Head Tube/ Frok akan mempengaruhi gaya riding Brader, bahkan menentukan genre.
- Head Tube Length – Panjang Head Tube yang menampung Headset.
- Seat Tube Length – Jarak antara titik tengah Bottom Bracket hingga bagian paling atas dari Seat Tube. Penyebutan ukuran Frame juga mengacu pada panjang Seat Tube, contohnya: 17 inches.
- Seat Tube Angle – Sudut antara garis lurus seat post & bottom bracket dengan garis horisontal.
- Wheel Base – Jarak centre-to-centre antara front axle dan rear axle.
- Chain Stay Length – Jarak antara titik tengah axle roda belakang dengan bottom bracket.
- Top Tube Length – Sebagaian orang juga menyebutnya Effective Top Tube Length. Adalah jarak horisontal antara titik tengah dan attas dari head tube dan seat post.
- Bottom Bracket Height – Adalah jarak antara ground dan titik pusat bottom bracket.
- Reach – Adalah pengukuran horisontal dari titik tengah atas headtube dan jarak vertikal bottom bracket (cek pada gambar). Ini adalah tren cara baru mengukur sepeda. Sepeda downhill banyak yang menggunakan cara ini.
- Stack – Pengukuran vertikal dari titik tengah atas headtube ke bottom bracket (cek pada gambar).
- BB Drop – Jika Brader membuat garis antar kedua axle roda, ini adalah jarak antara garis tersebut dengan titik tengah Bottom Bracket.
- Axle to Crown – Kadang disebut dengan fork length, jarak antara titik tengah axle hingga bagian atas crown.
Effective top tube length
Panjang efektif top-tube memberikan gambaran berapa jarak antara cockpit (area handlebar) dengan sadel tempat Brader duduk. Bukan panjang top-tube, melainkan jarak garis imajiner horisontal antara bagian atas head-tube dengan sadel/seatpost. Angka pada bagian ini akan turut menentukan, seberapa jauh Brader lebih cenderung menunduk untuk meraih handlebar atau seberapa tegak Brader bersepeda. Hal ini berkaitan dengan kenyamanan (jika cenderung membuat Brader tegak saat bersepeda) atau lebih racy (posisi agresif untuk pedaling).

Paham basic geometri MTB. Foto: Polygon Bikes
Wajib ngerti Reach & Stack
Industri sepeda berusaha mempermudah konsumen dalam memahami geometri, goalsnya supaya pesepeda memilih sepeda yang tepat. Cara modern yang sederhana adalah dengan mempertimbangkan ukuran Reach dan Stack. Dulu, orang sangat ribet untuk menentukan sepeda yang tepat ukurannya (untuk kebutuhan profesional/kompetisi, hingga saat ini ngitungnya juga masih rumit). Tapi sekarang, untuk memulai, memahami Reach dan Stack aja sudah cukup. Hampir semua website merek sepeda sekarang ini sudah melengkapi informasi Reach dan Stack di tabel geometry mereka.
Reach adalah jarak garis horisontal imajiner antara dua titik yaitu titik vertikal dari bottom-bracket dan top-centre dari headtube. Stack adalah jarak garis vertikal imajiner antara titik pusat bottom-bracket dan garis horisonal yang sejajar dengan titik pusat atas headtube.
Memahami Reach dan Stack merupakan modal dasar yang cukup untuk menentukan geometri yang cocok. Tapi perlu diingat, acuan Reach dan Stack di setiap kategori sepeda itu berbeda. Misalnya, gaya berkendara agresif pada sepeda komuter, dengan reach & stack yang sama akan memiliki karakter yang berbeda jika ukuran tersebut digunakan pada XC MTB. Jadi, Reach dan Stack untuk setiap genre sepeda tidak boleh disamaratakan.
Pengaruh Bottom Bracket Drop/Height
BB Drop & Height adalah faktor penting untuk dipertimbangkan ketika melihat geometri sepeda. Lalu bagaimana BB Drop dan Height memengaruhi cara/gaya berkendara Brader?
BB Drop adalah jarak vertikal antara titik tengah BB , dan axle (as roda) depan dan belakang. Ini adalah pengukuran statis, diukur setelah sepeda dibangun dan tidak dikendarai (rider), jadi angka tidak berubah. Pada full-suspension bike, BB Drop juga dapat diukur dari titik SAG yang direkomendasikan, tetapi hanya diukur secara statis.
BB Height adalah jarak vertikal dari gound ke titik tengah BB. Angka ini dapat bervariasi pada sepeda karena berbagai alasan. Ukuran ban & fork adalah penyebab terbesar untuk menyesuaikan tinggi BB.
Lalu apa pengaruh tinggi rendahnya BB dengan gaya bermain MTB? Jarak BB yang tinggi akan membuat lebih fun, karena jarak clearance dgn tanah lebih tinggi. Terutama full-suspension bike, Brader bisa memainkan suspensi lebih seru. Untuk mengangkat roda depan juga berasa lebih mudah. Melibas tanjakan akan berasa lebih ringan. Sedangkan dampak negatifnya: Sepeda akan berasa kurang stabil pada kecepatan tinggi (terutama jika melibas medan yang variatif naik-turun), lebih sensitif terkena dampak faktor eksternal (mendan/rintangan). Lebih sulit untuk bermanuver karena berasa seperti menaiki sepeda yg terlalu tinggi.
Sedangkan jika tinggi BB lebih rendah, dampak positifnya adalah: Berasa stabil ketika Brader menguji kecepatan. Melibas tikungan tajam-pun akan bereasa lebih mudah. BB lebih rendah juga akan mengurangi resiko Brader terlempar dari sepeda karena rider akan merasakan seperti pada posisi di titik tengah sebuah sepeda. Adapun dampak negatifnya: karena ground clearence lebih rendah, maka hati2 melibas rock garden. Berasa lebih berat diajak melibas tanjakan. Lebih sulit melakukan teknik manual seperti bunny hop.
Segitu dulu deh ngobrolnya, lain kali kita bagas lebih lanjut.
Baca Juga:
Leave A Comment