Banyak yang menyebut, minivelo lahir dari dari Asia, terutama Jepang. Ada juga media dari Amerika yang menyebut tren Minivelo datang dari Korea. Terserah dari Jepang atau Korea, minivelo lahir dari cerita yang kurang lebih sama  yaitu keingingan penggagasnya membuat sepeda yang compact, ringkas, wheelbase yang lebih pendek dari sepeda dewasa pada umumnya, roda yang lebih kecil, mudah dalam penyimpanan, gampang masuk ke ruangan sempit seperti apartemen. Dengan sarat-sarat tersebut, minivelo tentu lebih cocok masuk ke genre Urban.

Genio Bike membidik pasar ini, dan terang-terangan disebutkan bahwa desainya terinspirasi dari minevelo klasik ala Jepang. Yuk, kita bahas Minivelo dari Genio Bike, Zippy!

 

Neo-Classic Minivelo

Genio menyebutkan Zippy punya gaya desain neo-classic, yang artinya kurang lebih desain klasik yang diperbarui, atau desain klasik yang dilahirkan kembali di era modern dengan sentuhan baru. Dengan definisi neo-classic, sudah jelas bahwa steel/besi menjadi alasan kuat material yang digunakan Genio.

Apakah Brader kecewa dengan dipilihnya steel sebagai material? Kalau ekspektasinya Alloy, jelas Brader akan kecewa, tapi kalau memahami karakter steel, mungkin Brader akan mendukungnya.

Steel adalah material klasik yang sudah sangat lama digunakan untuk membangun sepeda. Meski kini tak sepopuler aluminium alloy, tapi Steel atau High Tensile Steel atau disingkat Hi-Ten Steel memiliki kelebihan tersendiri dibanding Aluminium alloy. Memang punya bobot lebih berat, tapi Steel meredam getaran lebih lebih baik dibanding Alloy. Itu mengapa, hingga kini sepeda touring atau city-bike masing banyak menggunakan besi karena lebih comfort. Cocok buat long distance, atau sepeda yang mengutamakan kenyamanan dibandingkan kecepatan.

Ada kelemahan besi yang sebenarnya dari sudut pandang yang berbeda malah menjadi kelebihan. Besi lebih susah untuk dibentuk (tidak seperti alloy) maka bentuknya hampir selalu tubular sederhana. Kalau Brader berekspektasi desain frame yang lebih dinamis ala aluminium alloy, tentu tidak bisa dengan besi. Tapi kalau Brader menyukai bentuk-bentuk klasik sekaligus berkarakter comfort, tentu besi punya keunggulan.

https://www.instagram.com/p/CQiW-OMsXS7/ 

Melihat aspek history dan karakter dari material yang digunakan, sudah tepat jika Genio menyebut Zippy punya desain karakter klasik! Kemudian mengapa “Neo”? Karena Zippy mendapat sentuhan modern, diantaranya Rem yang sudah Hydraulic disc brake, cockpit yang menggunakan narrow-rise-bar, dan penggunaan drivetrain 1×8.

Kita apresiasi! dengan harga 2,5 juta Brader sudah dapet hydraulic disc brake! ini menarik bandingkan dengan kompetitornya yang punya karakter desain paling mirip dengan Zippy yaitu Tern Crest 8 Speed yang menggunakan u-brake.

So, singkatnya, congrats Genio, Anda berhasil membawa aura neo-classic ke dalam wujud Minivelo Zippy.

 

Kompetitor

Minivelo di Indonesia banyak yang dibuat secara custom atau merestorasi barang-barang lama. Ada juga brand-brand luar seperti Alex Moulton, Tyrell  merek Jepang,  kemudian Polygon juga keluarin minivelo Sage V3 seharga 13 jutaan. Alex Moulton sepeda sultan seharga 30 jutaan, Tyrell sekitar 22 jutaan. Jelas dari sisi desain dan harga sepeda tersebut tidak fair kalau dibandingkan dengan Genio Zippy. Sepeda Sultan kok dibandingkan Sepeda Hore. Bahkan dibandingkan dengan Polygon Sage V3 juga ga apple-to-apple. Polygon lebih bergaya modern, dan.. ups Polygon Sage V3 itu electric bike!

Polygon juga punya Minivelo Alloy bernama Polygon Zeta seharga 7jutaan. Keren dan stylish, tampil sangat modern. Mirip seperti Polygon Sage V3 namun versi non-electric. Tapi Zeta juga tidak bisa dibandingkan dengan Zippy karena karakter sepedanya yang jelas berbeda.

Minivelo dari beberapa brand yang eksis di Indonesia

Ada satu lagi pemain yang menurut Braderian paling dekat dengan Zippy, yaitu Tern Crest. Tern Crest lebih dulu hadir, mungkin 2 bulan sebelum Genio Zippy ngaspal. Tern Crest dibawa oleh jaringan retail Rodalink, dibanderol seharga 6,3 juta. Fyi, Genio Zippy secara resmi dirilis via websitenya www.genio.bike dibanderol seharga 2,5 juta. Ya, selisih 3,8 juta kalau dibandingkan dengan Crest. Punya budget Tern Crest bisa dapet 2 unit Zippy, masih dapet cashback pula, 1,3 juta bisa buat beli perlengkapan yang lain seperti helm, gloves, dll, menang banyak!

Lah trus, kenapa Crest dicompare dengan Zippy? Jawab: karena desain dan geometrynya mirip! 

Mengapa Memilih Zippy

Meski desain mirip, tapi keduanya punya perbedaan cukup tegas, yaitu material dan parts. Itu yang membuat selisih harga cukup jauh. Berikut adalah perbedannya. Secara parts, jika kita abaikan “brand”, bisa dikata Zippy tampak kompetitif karena mengadopsi Hydraulic Discbrake, konfigurasi drivetrain juga sama. Tapi hal tersebut juga menjadi relatif karena masih banyak juga konsumen yang masih nyaman dengan u-brake. U-Brake biasanya mengurangi bobot sepeda.

 

Tern Crest tentu jauh lebih agresif dan cepat karena material yang lebih ringan. Dengan diameter ban yang sedikit lebih besar, chainwheel diameter yang lebih besar 52T, susunan sprocket yang lebih lebar 11-32T, Crest tentu lebih berpeforma dalam kecepatan dan variasi gear ratio. Buat Brader yang tidak budget-oriented alias kantong aman, memilih Crest bisa jadi pilihan tepat. Brader sudah mendapatkan sepeda berperforma ideal, tak perlu mikir upgrade lagi.

Zippy sepertinya memang didesain lebih ke arah comfort karena alasan material dan spesifkasinya. Susunan gear-rationya sangat spesifik dan terbatas, bernilai biasa tidak lebih. B aja, buat karakter urban bike. Tapi di sisi lain, dengan frame-sizing dan penggunaan narrow-rise-bar sepeda ini tetap menunjukkan aura kelincahannya. Harga yang murah menjadi kekuatan besar untuk menarik konsumen memilih Zippy. Brader masih bisa meningkatkan performa Zippy dengan upgrade, tapi lebih baik itu dilakukan di masa depan ketika Brader benar-benar membutuhkan performa lebih.

 

Foto: Genio Bike, Edited by Braderian

Upgrade/Modifikasi Zippy

Kalau Brader doyan modifikasi, Zippy menjadi pilihan terbaik. Sayangnya Zippy tidak dilengkapi eyelet pada fork dan seat-stay. Kesusahan jika Brader ingin menambahkan carrier depan maupun belakang. Tapi karena Zippy pakai material besi, Brader bisa modifikasi minor di bengkel las untuk menambahkan carrier. Besi lebih bebas dan gampang dimodifikasi. Cocok buat Brader yang ingin merubahnya jadi mini-touring-bike, atau menjadi lebih adaptif buat bike to work. Kalau Brader sayang merubah framenya, bisa juga mencari parts/aksesories yang tidak memerlukan perubahan rangka sepeda.

Untuk meningkatkan performa. kami sarankan upgrade chainwheel dan sprocket. Boleh juga meniru formula dari Tern Crest, Crank 52T dan sprocket 11-32T menurut kami sudah ideal. Kalau pengen lebih ngebut, Brader juga bisa upgrade chainring Zippy pakai 58T! Ganti bottom bracket hollowtech termasuk Crank. Dampaknya struktur crankset lebih kokoh, stiff, transfer tenaga yang lebih maksimal dan efektif, kayuhan lebih ringan.

Hub boleh juga diganti kalau Brader suka jangkrik2an atau upgrade supaya lebih loncer. Zippy masih mangadopsi axle dengan model baut, merubahnya menjadi model quick-release juga penting kalau brader suka memasukkan sepeda ke dalam bagasi mobil dan copot ban depan/belakang.

Kalau Brader hemat budget, tidak perlu merubah brake, sadel, stem dan grip. Menurut kami parts bawannya masih bagus. Tapi silahkan jika diperlukan, sesuaikan dengan kantong dan ambisi Brader aja.

Gimana, tertarik dengan Minivelo murah dari Genio Bike?