Kalau Brader Saya tanya, “Apa MTB Hardtail terbaik versi kamu atau yang paling kamu rekomendasikan yang harganya sekitar 6-8jt?” mungkin sebagian akan menjawab: Polygon Xtrada, United Clovis, atau mungkin Thrill Ravage, tapi yakin pilihannya itu aja?
Saya termasuk orang yang menyukai sebuah alternatif. Jika mayoritas publik menyukai Toyota, Saya biasanya memilih merek lain tapi yang ga kalah kompetitif, misal sy akan lebih memilih Mitsubishi atau bahkan Hyundai. Meskipun Hyundai tidak sepopuler Toyota (terutama di Indonesia), tapi setelah saya pelajari secara spesifikasi, desain, driving experience dll bisa jadi Saya lebih memililh Hyundai daripada Toyota.
Nah, sama seperti sepeda. Menurut Saya, agak boring jika pilihan kita melulu ke Xtrada, Clovis atau Ravage. Ini bukan jelek2in merek2 itu ya. Mereka bertiga sudah punya nama dan sudah diakui memang punya banyak keunggulan. Desain cakep, brand image sudah setrong, kualitas jelas sudah jaminan di bawah nama besar United, Polygon atau Thrill, ditunggangi jelas enak. Lalu kenapa harus lirik yang lain?
Alasannya, ya memang Saya lebih menyukai alternatif.
Nah, artikel ini Saya sharing 1 tipe MTB yang layak menjadi alternatif buat Brader. Syarat utamanya simpel, adalah:
- Harga sekitar 6-8 juta
- MTB Alloy, Hardtail 27,5
- Drivetain 1X, Shimano Deore lah minimal.
- Hydraulic Disk Brake
Singkatnya, hasil maen ke ATR Cycling yang di PIK 2 Jakarta, Saya ketemu dengan Avand Reigate. Saya coba pakai muter keluar dari toko, berusaha untuk dapetin feel-nya walau jarak bersepeda yang pendek. Jujur aja, Saya kaget juga, sepeda ini enak! Enteng, build quality bagus, berasa firm, responsif. Saya sebelumnya ga expect kalau sepeda yang ga populer ini ternyata bisa nandingin merek2 seperti Xtrada atau Clovis.
Desainnya Kalcer
Bicara desain, Saya mengukurnya dari beberapa aspek diantaranya tampilan secara keseluruhan, desain detail frame, parts yang digunakan, pilihan warna dan decals. Looks Avand Reigate ini tidak umum, sepertinya Avand pengen keluar dari pakem MTB yang membosankan. Contoh, Polygon Xtrada itu punya desain cakep banget, Saya yakin banyak orang setuju. Polygon itu brand yang paling konsisten dalam hal desain, mereka seperti sudah punya garis desain yang sejak Polygon rebranding, arah desainnya jelas dan diimplementasikan ke semua product line-up-nya. Desain yang konsisten membuat konsumen sangat mudah mengenal Polygon, brand-identitynya sangat kuat. Kelemahannya, bisa saja beberapa orang akan berpendapat “desainnya bosenin”. OK, Saya tau, statement ini bisa diserang oleh banyak orang (terutama fans Polygon), tapi ini kan sekedar opini, selow aja.
Sama, Thrill juga berusaha nguatin brand Identity, dalam hal product marketing sebenenarnya ini hal positif. Tapi di sisi lain, pilihannya membuatnya sangat monoton, warna-warnanya itu2 aja, shape decalnya ya gitu2 terus. Bagus, tapi lama2 membosankan. United mungkin kurang konsisten dalam hal identity yang diimplementasikan pada desain produk, setiap ada rilis baru gayanya lebih sulit ditebak karena sering ga in-line sama desain model year sebelumnya. Tapi bagus2 sih, malah desain Clovis 2021 sangat impresif. Bisa jadi itu memang strateginya supaya konsumen tidak bosen, produk juga dinamis.
Nah, Avand Reigate ini punya gaya desain yang unik. Menurut Saya punya desain yang sangat beresiko, dalam artian secara umum punya potensi tidak disuka konsumen, tapi Saya yakin ada aja orang yang menyukai desain yang lumayan nyleneh ini. Kalau kmaren2 rame istilah kalcer, Avand Reigate ini saya anggap kalcer. Warna2 yang dipakai, punya rasa fashion yang tidak umum alias sangat personal.
Tak mudah dapetin informasinya, Avand belum punya website. Media komunikasinya hanya lewat Instagram, yang saya tau Reigate punya 3 pilihan warna dasar yaitu black-matte dengan aksen purple, black-matte dengan aksen tosca dan silver. Yang Saya lihat di ATR Cycling itu warna black-matte dengan aksen purple. Saya suka dengan aksen purple & tosca, asik aja. Warna rainbow berkilau pada logo Avand awalnya tampak norak, tapi lama2 diliat OK juga.
Hal yang membuat Saya terganggu adalah desain decal pada seatpost, ga enak aja dilihat, mending polos aja, lagian seatpost klo di-decal kan gampang baret.
Frame sudah Hydroformed, desainnya tampak modern, sudah smooth welding jadi las-lasan khas aluminium tidak tampak lagi, orang yang tidak jeli akan mengira Reigate ini pakai frame carbon padahal masih aluminium alloy. Desain frame, no complain, ini cakep. Harga 6 jutaan tentunya sudah internal cable routing, secara keseluruhan sepeda ini tampil klimis, clean, modern, joss!
Decal juga ada pada rim, berpadu manis dengan desain frame, tampak nge-blend dan sedap dipandang. Cakepnya lagi, fork fully black! tidak ada chrome di sepeda ini, warna metal hanya terlihat pada rotor rem, rantai dan sprocket, sangat sporty tapi ada sedikit sentuhan feminim/royal.
Spesifikasi Lebih dari Cukup
Yang pertama tentu merujuk pada RD/FD. Reigate memakai single chainring, jadi meniadakan FD, shifting lebih simpel karena rider cukup perhatian sama gear belakang aja. Cockpit juga jadi lebih clean karena hanya ada 1 shifter untuk kontrol RD. RD pakai Shimano Deore M6100 12 Speed, bagian ini tidak perlu lagi dibahas, Shimano Deore sudah lebih dari cukup, sangat efektif buat maen offroad.
Bagian Sprocket (Cassette), saya terlewat tidak cek ukurannya, tapi secara kasat mata, udah jelaslah Reigate ini bakal enteng buat nanjak. Kalau berdasarkan spesifikasi dari Shimano, Deore M6100 didesain untuk meladeni ukuran sprocket 10-51T. M6100 juga didesain hanya untuk konfigurasi 1x saja, Brader tidak disarankan menambahkan FD. Artinya, Reigate ini memang sudah didesain lebih spesifik, cocok buat cycling enthusiast yang mengedepankan performa dan ride for fun.
Sudah Hollowtech, pedaling lebih rigid dan enteng. Pedal bawaan Avand juga sudah lebih dari cukup, menurut saya tak perlu ganti lagi selama pilihannya flat-pedal. Hub juga cukup jangkrik (yang jujur aja Saya ga peduli jangkrik atau tidak, yang penting loncer aja). Intinya urusan drivetrain, Avand menawarkan poin yang sangat kompetitif.
Geser dikit pindah ke front fork suspension. Jujur aja Saya kurang paham dengan Venom., baru kali ini Saya pakai Venom. Venom Air HLO Travel 120mm. Fork dengan stanchion berkelir hitam ini tampak elegan dan mahal, meski begitu awalnya sy ragu dengan performanya. Ternyata saya salah, suspensi Venom ini ternyata sangat serius. Ada adjuster pada knob sebelah kanan, dan itu bukan sekedar aksesoris, tapi benar-benar bisa diandalkan. Brader bisa atur tingkat kekerasan suspensi, dengan modulasi yang lumayan presisi, mau matikan atau aktifkan suspensi, 1/2 keras atau 1/4 keras, semua bisa dilakukan. Cakep!
Avand Reigate pakai Hydraulic Disk Brake marek Alhonga. Saya tebak, Brader akan bertanya, “whattt… Alhonga, merek apaan ini?”.
Kalau pertanyannya bermotif analisa, boleh Brader cek di websitenya www.alhonga.com. Saya sedikit mengenalnya dari salah satu produk dari United, lupa tipenya apa. Polygon juga mempercayakan ke Alhonga ke jajaran produknya, yang saya tau Polygon Cascade pakai Hydraulic Disk Brake Alhonga. Jadi sebelumnya saya sudah mengenal produk ini, hanya sebatas membaca spesifikasi, belom pernah mengujinya. Saya baru mencobanya di Avand Reigate ini.
Jika Brader berpikir bahwa hydraulic discbrake kelas ekonomis tapi performa mumpuni itu hanya Shimano MT200, MT400 atau Tektro. Sekarang, Brader boleh pertimbangkan si Alhonga ini. Sial, rem ini pakem, ringan, smooth, tidak ada melesetnya, ini enak bgt, presisi, berpeforma.
Spesifikasi Avand Reigate 2021 | |
---|---|
Frame | Aluminium Alloy Hydroformed, Smooth Welding, Boost TA |
Fork | Venom Air HLO Travel 120mm |
Rem | Hydraulic Disc Brake Alhonga HJ – OD07 |
RD | Shimano Deore M6100 12 Speed |
Shifter | Shimano Deore M6100 12 Speed |
Handlebar | Alloy Bar Bore 31.8 mm L:720mm |
Stem | Alloy Bar Bore 31.8 mm Ext: 60mm |
Seatpost | Alloy OD 30.4mm L: 300mm |
Crank | Avand Alloy 34T Hollowtech |
Hub | Avand With Sealed Bearing |
Velg/Rims | Avand Alloy Double Wall |
Ban | Compass Billy Goat 27.5″ x 2.10″ |
Harga: Rp. 6.500.000
Ringkasan
Avand Reigate cocok bagi Brader yang mencari MTB Hardtail berperforma dan tampil lebih personal. Sedikit upgrade yang sifatnya kosmetik seperti mengganti grip dan sadel, akan membuat sepeda ini makin personal. Ganti stem, pedal, handlebar dan seatpost yang lebih perform akan membuat Reigate makin ganteng. Kurangi spacer, ganti stem lebih pendek, akan membuat handling lebih presisi (asal secara geometry masih nyaman). Komponen utama seperti drivetrain menurut Saya sudah cukup, tidak perlu upgrade lagi sepeda ini sudah perform.
Hal yang bikin Avand Reigate ini nendang karena disematkannya Shimano Deore M6100 12 speed! di kelas ini jelas sudah mewah! Bandingankan dengan kompetitornya, sejauh ini ga ada lawannya (harga kompetitif). Kedua, frame Reigate menurut Saya sangat impresif, looks bagus, fiturnya sudah ideal ( Aluminium Alloy hydroformed, smooh welding dan tapered), secara geometri juga sangat nyaman buat tinggi badan saya 171 cm (maaf saya terlewat, lupa cek ukuran berapa unit yang Saya pakai).
Secara value, sepeda ini sangat value-for-money. Harga Rp.6.500.000 yang Brader tebus, sudah sangat layak dengan value yang didapat.
3 alasan tersebut (groupset, frame dan harga) sudah menjadi alasan utama bahwa sepeda ini layak untuk ditandingkan dengan merek sekelas Polygon Xtrada atau United Clovis).
Front Fork Venom, secara objective saya pandang sebagai produk yang kompetitif. Built in quality sangat bagus, performa juga maksimal untuk kelas travel 120mm. Sudah boost, artinya Reigate sudah menganut standar MTB modern dimana handling akan lebih rigid dan presisi. Sayangnya, saya masih kesusahan menemukan rincian spesifikasi Venom karena tidak menemukan official websitenya. Cek juga video Om Brader untuk mengetahui alasan lain, kenapa Avand Reigate ini layak buat Brader.
Anyway, di bagian chainstay ada label “by United”, Avand itu masih dalam naungan United Bike (mungkin semacam sister company), jadi secara quality dan after-sales sudah punya standar seperti United.
Cek juga penjelasan ini di versi youtube:
Pesan: Jika team Avand membaca ini, please bikin websitenya dong!
tertarik sama si avand ini saya…..
cuman trek saya kebanyakan on road (75%) dan off road (25%)…. kira2 si avand ini mumpuni buat sprint di on road gak ya?
Sama seperti MTB XC pada umumnya, habitatnya di jalur off-road yg relatif flat, kurang tepat klo om pakai dominan di aspal. Klo pengen sprint dan 75% aspal, kenapa tidak pilih Hybrid atau gravel aja?
Ada banyak pilihan seperti Polygon Heist/ Path, Genio Scappa, Marin Nicasio.. coba lanjut artikel berikut om https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://www.braderian.id/2022/02/06/perbedaan-hybrid-gravel-dan-cyclocross/&ved=2ahUKEwif6KzFzvv2AhVFILcAHfFICnsQFnoECBAQAQ&usg=AOvVaw1tUEvCH2xxNgB0CA7Tk64D
https://www.braderian.id/2021/10/09/daftar-harga-sepeda-gravel-dari-yang-hore-sampai-sultan/
Tapi kalau sudah jatuh hati sama Avand Reigate, mungkin agak maksa solusinya ganti ban yg lebih sleek.