Rem Sepeda yang Tepat Sesuai Kebutuhan
Jenis rem sepeda biasanya dijelaskan antara rim-brake, rem pelek kantilever, disc-brake dan rem hidrolik. Tetapi sebenarnya tidak sesederhana itu, ada banyak macam pilihan tergantung pada kebuhannya. Memilih mana yang paling tepat kadang membingungkan, misal mana yang paling tepat untuk MTB dan Roadbike, Roadbike dan Gravel, atau pilih yang Mahal atau yang Murah. Artikel ini membahas ada pilihan apa saja untuk rem dan kegunaannya.
Mungkin sebagian dari Brader tidak memperhatikan jenis rem apa ketika membeli sebuah sepeda. Para pesepeda pemula biasanya mengabaikan part vital ini dan berpikir “yang penting ada rem-nya”. Meski demikian, toko sepeda kini punya standar yang lebih baik dalam menjelaskan barang yang dijualnya kepada konsumen. Mereka biasanya akan menjelaskan, apa rem yang digunakan, bagaimana berpengaruh pada harga dan karakter ketika digunakan.
Untuk menyederhanakan ulasan artikel ini mungkin Braderian tidak menyebutkan ragam rem yang lengkap, kami hanya menyebutkan yang kira-kira masih relevan dengan zaman sekarang ini.
Teknologi rem sepeda telah berkembang pesat selama 20 tahun terakhir ini. Ketika teknologi baru diperkenalkan dan diterima oleh konsumen, biasanya memiliki harga yang lebih mahal. Tetapi ketika komponen tersebut semakin masal diproduksi dan banyak ditemui di pasar, biasanya harga juga semakin turun.
Ketika kebutuhan sepeda semakin spesifik, industri membangun narasi tentang ragam kategori sepeda, jenis rem juga mengikuti variasi kategori sepeda tersebut. Contoh, genre sepeda gunung lebih cocok menggunakan rem cakram.
Semakin hari, seorang yang antusias dengan dengan genre tertentu, akhirnya mulai belajar tentang semua komponen dan memilih komponen terbaik untuk kebutuhannya, termasuk rem.
Berikut adalah jenis/tipe rem sepeda yang Braderian rangkum.
Table of Contents
Rim Brake/ Rem Pelek
Secara umum cara kerja Rim Brake adalah dengan melakukan kontak karet/pad dengan bagian tepi roda sepeda (rim/velg) untuk menghasilkan daya pengereman. Rim Brake diaktifkan dengan menarik tuas yang dipasang pada stang (handlebar). Mekanisme Rim Brake ini telah bertahan ratusan tahun. Meskipun terkesan teknologi jadul, namun hingga kini sistem rim-brake masih populer digunakan. Rim-brake bukan hanya digunakan untuk tipe sepeda harian tapi juga untuk kebutuhan kompetisi, dengan mekanisme yang sama namun dengan improvisasi parts yang lebih baik sehingga tetap kompetitif dibanding tipe rem yang lain.
Rim brake relatif lebih murah, ringan dan mudah dirawat. Meski mudah dirawat, tapi ada beberapa masalah yang lazim ditemukan dalam rim-brake. Pelek mudah menangkap air, minyak dan kotoran dari jalan. Pad/bantalan tidak memiliki daya pengereman yang besar saat pelek basah, berminyak atau kotor. Kotoran seperti lumpur, rumput, ilalang atau sampah plastik di jalan dapat tersangkut dengan mudah di celah antara pelek dan pad. Hal ini sangat mengganggu performa pengereman.
Selama Brader menggunakan sepeda untuk bepergian di jalanan beraspal yang mulus dan dalam cuaca baik maka situasi buruk di atas tidak akan terjadi. rem pelek dapat bekerja dengan normal.
Perawatan Rim Brake/ Rem Pelek
Jika Brader memilih sepeda dengan rim-brake, Brader harus tetap melakukan perawatan rutin. Perhatikan kondisi bantalan/pad, seiring waktu parts ini bisa aus dan mungkin perlu diganti atau diposisikan ulang. Gerakan pengereman rim-brake tidak sepenuhnya horizontal (terkadang miring dan ini cukup normal) sehingga sebagian ujung dan tengah bantalan rem mungkin aus terlebih dahulu. Berkurangnya area bidang pada pad yang sedikit menyentuk pelek, makan efektifitas rem juga akan berkurang (tidak pakem).
Rim brake tidak berfungsi maksimal jika pelek tidak lurus. Jika pelek Brader bermasalah (misal: terlalu kasar karena scratch atau bergelombang) otomastis rem juga tidak bekerja maksimal.
Rim brake juga kurang memiliki ketahanan yang bagus jika Brader menggunakan terus-menerus dengan intens berat. Misal dalam kondisi turunan panjang, dikombinasi dengan beban dan kecepatan, kemudian Brader menarik tuas terus menerus makan akan membuat bantalan rem memanas, kehilangan traksi dan bisa terjadi hal yang sangat berbahaya. Dalam beberapa kasus, rim-brake tidak disarankan digunakan untuk medan bersepeda yang memiliki turunan atau tanjakan panjang.
Jenis Rim Brake/ Rem Pelek
Rem pelek sendiri punya cara berbeda yang bermacam-macam. Dengan prinsip sistem yang sama, tapi dengan mekanisme yang agak berbeda.
Caliper Brakes
Rem kaliper terdiri dari dua lengan (seperti kaliper) yang memanjang di sekitar ban dari dudukan di atasnya. Beberapa model akan memiliki bantalan rem ganda tetapi rem kaliper selalu dipasang pada satu titik di atas ban.
Masalah pada rem kaliper adalah bahwa dengan ban yang lebih lebar, rem ini memiliki daya pengereman yang lebih kecil (tidak sebanding dengan beban lebih besar yang akan diterima). Itu sebabnya rem kaliper tidak disarankan pada MTB/sepeda gunung. Tapi rem kaliper berfungsi dengan baik untuk sepeda urban atau roadbike.
Side-Pull Caliper Brakes
Rem kaliper tarik samping memiliki dua lengan melengkung yang bertemu pada titik pivot (poros) di atas roda. Mekanisme ini memegang bantalan di kedua sisi pelek. Setiap lengan memiliki ekstensi di kedua sisi. Satu ekstensi terhubung ke kabel rem dan satu ekstensi terhubung ke rumah kabel. Saat Brader menekan tuas rem, kedua lengan menyatu. Hal ini menyebabkan kedua kampas rem menimbulkan gesekan (traksi) terhadap pelek untuk menghentikan roda.
Masalah dengan rem kaliper tarik samping ini adalah bahwa rem ini cenderung menarik ke satu sisi. Jika Brader perlu memperlambat kecepatan saat mengambil tikungan, stabilitas sepeda mungkin terganggu. Mekanis ini disebut single-pivot side-pull.
Solusi untuk masalah ini dengan menggantinya dengan rem kaliper tarik samping dua poros menggunakan dual-pivot side-pull caliper brake. Dengan mekanis ini membuat membuat rem cenderung menekan pelek dari kiri dan kanan secara seimbang sehimbang lebih pengereman lebih stabil.
Road Bike yang lebih murah biasanya masih dilengkapi dengan rem kaliper tarik samping satu poros, tetapi sepeda jalan raya yang lebih baik atau sepeda balap sekarang memiliki rem kaliper tarik samping dua poros.
Cantilever Brakes
Rem kantilever menempelkan setiap lengan rem ke titik pivot yang berbeda di kedua sisi garpu. Sepatu rem dipasang di atas pelek dan ditarik ke arah berlawanan saat kedua lengan rem menyatu. Rem kantilever memungkinkan jarak yang lebih jauh antara dudukan dan bantalan. Ini menjadikannya rem yang baik untuk ban yang lebih gendut sepeti pada sepeda gunung.

Cantiliver Brake
Tantangan dengan rem kantilever adalah kedua lengan harus bersatu secara tepat untuk memberikan tekanan pada bantalan rem. Satu atau kedua lengan bisa melesat sehingga bantalan/pad rem meleset ke bawah pelek yang akan membuat gagal rem. Sepatu rem (brake shoe) untuk rem kantilever terkadang juga sulit untuk disesuaikan.
U-Brakes
U-Brake memiliki dua poros lengan yang terpasang langsung ke rangka atau fork. Ini membedakannya dari caliper-brake tarikan tengah di mana kedua lengan dipasang ke bridge, poros yang terletak di atas rim. U-Brake mudah diperbaiki dan mudah diganti, sedikit kelemahan rem ini cenderung membentur pelek lebih tinggi yang dapat merusak ban.

U-Brake pada BMX Chris Bohm, KHE Bikes
Mekanisme lawas ini sampai sekarang masih sering digunakan, U-Brake lebih populer digunakan pada BMX
V-Brakes
Istilah V-Brake sebenarnya adalah merek dagang yang dimiliki oleh produsen sepeda Shimano. V-Brake juga seringkali disebut direct-pull brakes atau linear-pull brakes. Mekanisme V-Brake adalah versi tarikan samping dari rem kantilever, dipasang pada titik yang sama pada bingkai, tetapi mereka memiliki lengan yang lebih panjang.

V-Brake Shimano
Sebagian besar masalah perawatan untuk V-Brake ini berasal dari gesekan antara roda dan rem. Entah bagaimana bisa terjadi perubahan posisi sehingga membuat gesekan tidak pada tempatnya yaitu pad yang mengenai ban. Brader pelu sering-sering cek, memastikan pad pada posisi sempurna.
Semakin hari, produsen menciptakan produk semakin kompetitif, pilih merek-merek terbaik di pasar untuk mendapatkan v-brake dengan performa unggul.
Hydraulic Brakes
Esensi dari rem hidrolik adalah adanya sistem selang dan reservoir tertutup yang berisi cairan hidrolik khusus untuk mengoperasikan rem. Saat tuas diaktifkan, pendorong mendorong cairan melalui selang dan ke kaliper di mana bantalan/pad didorong ke rotor/rim untuk menghentikan sepeda. Sekarang ini Brader mungkin sudah sering menjumpainya berpadu pada rotor/cakram, tapi rim-brake juga ada yang menggunakan sistem hidrolik. Rem pelek hidrolik digunakan pada beberapa e-bike

Genio M701, sepeda MTB entry level sudah mengadopsi disc brake Shimano MT 200
Performa pengereman pada sepeda dengan rem hidrolik lebih bertenaga karena bantalan/pad rem yang didorong ke pelek lebih ringan dan menekan sangat simetris sehingga memiliki daya rem lebih kuat dibandingkan rem mekanis yang mudah tidak simetris.
Bersyukurlah, sekarang ini banyak produsen memakai sistem hidrolik pada mekanis rem. Persaingan membuat rem hidrolik semakin murah. Rem hidrolik tidak lagi hanya dipakai sepeda mahal, kini sepeda seharga sekitar 3 jutaan sudah banyak yang mengaplikasikan rem hidrolik.
Coaster Brakes
Diciptakan pada tahun 1898 Coaster Brake, juga dikenal sebagai rem back-pedal brake, foot brake, torpedo, contraatau di Itali disebut Contropedale, adalah jenis rem tromol terintegrasi ke hub belakang dengan freewheel internal. Fungsi freewheeling seperti sistem lainnya, tetapi ketika dikayuh ke belakang, rem bekerja setelah sepersekian putaran. Rem coaster dapat ditemukan di hub kecepatan tunggal dan roda gigi internal. Sekarang ini jarang ditemukan, namun beberapa city bike masih menggunakan prinsip mekanis ini.
Disc Brakes
Kategori utama lainnya dari rem sepeda adalah Disc Brakeatau Rem Cakram. Perbedaan prinsip dibandingkan dengan Rim-Brake sangatlah jelas. Jika Rim Brake memanfaatkan traksi antara pad dengan rim/pelek untuk menghasilkan daya henti, sedangkan Rem cakram terpasang pada hub roda, kaliper mendorong bantalan/pad ke cakram pada hub roda untuk melakukan pengeraman.
Berperforma, Semakin Murah dan Perawatan yg Mudah
20 tahun terakhir ini rem cakram pada sepeda semakin populer. Semakin ringan, semakin canggih dan semakin murah (walau relatif lebih mahal dibanding rim-brake). Sekarang ini, semua sepeda downhill menggunakan rem cakram, karena jelas memiliki performa yang lebih tinggi. Begitu juga turunan sepeda gunung lainnya, kalau dulu masih banyak sepeda gunung yang memakai Rim Brake, kini hampir selalu MTB yang kita temui sudah menggunakan disc-brake.
Semakin banyak produsen yang melakukan inovasi dan berlomba-lomba menciptakan disc-brake terbaik, membuat disc-brake juga semakin canggih dan ringan.
Itu kenapa, Road Bike yang dulu sangat identik dengan Rim-Brake, sekarang ini Disc-Brake juga semakin banyak ditemui pada road-bike.
Desain rem cakram memiliki beberapa keunggulan berbeda dibandingkan jenis rem lainnya. Rem cakram hidrolik memiliki mekanisme yang menyesuaikan piston saat bantalan rem aus. Hal ini membuat keunggulan tersendiri, perawatannnya akan lebih jarang. Dengan desain mekanis tersebut Brader akan mendapatkan daya henti yang sama dari jumlah gaya yang sama pada tuas pengereman hingga bantalan yang sedang aus sekalipun. Tapi ingat, bukan berarti maintenance-free ya, penyetelan tetap diperlukan setiap periode tertentu.
Tersedia Hydraulic dan Mechanical Disc-Brake
Disc Brake tersedia 2 macam yaitu mekanis menggunakan sistem hydraulic dan mechanical . Hydraulic Disk-Brake adalah Rem cakram hidrolik yang memiliki sistem selang dan reservoir tertutup yang berisi cairan hidrolik khusus untuk mengoperasikan rem. Saat tuas diaktifkan, pendorong mendorong cairan melalui selang kemudian ke kaliper dimana bantalan/pad didorong ke rotor/cakram untuk menghentikan sepeda.
Sedangkan Mechanical Disc-Brake, dengan prinsip kerja yang sama namun menggunakan kawat kabel untuk mengoperasikan rem melalui tuas. Rem cakram hidrolik berasa lebih ringan dalam menarik tuas dibandingkan versi mechanical. Keduanya punya kelebihan dan kekurangan. Jika Brader sedang bermasalah dengan rem, cukup mudah mengatasinya meskipun posisi sedang di tengah hutan. Namun untuk mengatasi rem hidrolik yang bocor, cukup sulit untuk mengatasinya jika jauh dari bengkel sepeda.
Kelebihan Disc Brake
-
- Disc brakes support untuk ban yang lebih lebar. Bahkan fat-bike lebih ideal jika menggunakan disc-brake.
- Rem cakram menghilangkan panas karena efek gesekan 2 material lebih baik daripada jenis rem lainnya. Semakin besar disk, semakin mudah menyerap panas dan melepaskannya.
- Rem cakram dilengkapi dengan lubang pada rotor. Hal ini memungkinkan air mengalir keluar dari sela kaliper/pad sehingga pengereman tetap bekerja dengan baik.
- Rem cakram bekerja lebih baik pada segala medan, medan yang tergenang air, lumpur atau salju lebih bisa dihadapi. Meski tidak sepenuhnya tangguh, namun punya performa lebih baik.
- Jika roda sedikit oleng, Brader masih bisa terus mengandalkan rem. Hal ini tidak akan mungkin dengan Rim-Brake karena roda akan tergantung pada bantalan rem dan kondisi rim.
- Sepeda dengan rem cakram mampu menerima beban yang lebih berat. Medan yang banyak turunan dan membutuhkan kinerja lebih keras membutuhkan rem cakram.
- Rem cakram kompatibel pada sepeda yang memiliki suspensi belakang dan depan.
Kekurangan Disc Brake
-
- Disc Brake relatif lebih berat dibandingkan Rim Brake. Itu mengapa bagi pesepeda yang sensitif dengan berat (biasanya roadbike profesional) akan cenderung memilih rim-brake untuk mengurangi berat total sepeda. Tapi buat MTB, kebanyakan akan memilih disc-brake.
- Memang lebih jarang melakukan perawatan, tapi ketika Brader bermasalah dengan disc-brake dalam beberapa kasus akan sangat merepotkan dan memerlukan keahlian khusus untuk memperbaikinya, apalagi kalau Hydraulic disc-brake akan merepotkan sekali jika sedang bermasalah di jalan.
- Berhenti dengan rem cakram mentransfer torsi ke rangka sepeda. Sepeda harus dibuat dengan rangka yang lebih kuat untuk mengakomodasi rem cakram. Sepeda yang punya konstruksi lebih lemah (biasanya city bike) tidak cocok menggunakan disc-brake.
- Mengerem dengan keras berulang kali dapat menyebabkan lebih banyak kerusakan pada poros/pivot.
Rem yang Cocok untuk Setiap Genre Sepeda
Genre sepeda yang dimaksud adalah pembagian kategori sepeda seperti MTB (Sepeda Gunung), Road Bike, Urban Bike, dll. Kecocokan tipe tertentu yang kami rekomendasikan bukan bersifat mutlak, artinya bukan harga mati bahwa genre tertentu harus menggunakan tipe rem tertentu pula.
Rem Untuk MTB (Sepeda Gunung)
Sempat kami singgung di atas, saat ini Sepeda Downhill mungkin 100% menggunakan Hydraulic Disc-Brake karena alasan kepresisian, efektifitas dan daya rem yang kuat. Downhill Bike adalah sepeda yang meluncur keras ke bawah yang memiliki beban dan gaya gravitasi luar biasa, sejauh ini baru sistem Rem Cakram Hidrolik yang bisa meladeni keganasan rute downhill.
MTB adalah genre yang banyak alternatif, diantaranya downhill, all-mountain, free-ride, XC, hingga untuk keperluan sekedar untuk kebugaran dan rekreasional. Di kelas downhill hingga XC, ini adalah area pesepeda antusias hingga profesional, hampir bisa dipastikan untuk kebutuhan ini mereka menggunakan Disc-Brake. Sedangkan level di bawahnya, akan lebih variatif, Brader masih akan menjumpai pesepeda yang menggunakan Cantilever Brake, V-Brake dan Disc Brake pada sepeda gunung mereka.
Rem untuk Road Bike (Sepeda Jalan Raya/Balap)
Sudah puluhan tahun pesepeda roadbike memilih menggunakan rim-brake. Mulai dari U-Brake, V-Brake, Cantilever Brake hingga Calilper Brake. Beberapa alasan diantaranya seperti memiliki beban yang lebih ringan, modulasi rem yang baik, lebih aerodinamis, atau lebih sedap dipandang karene road bike tampak lebih minimalis dibanding jenis sepeda yang lain. Mungkin 10 tahun ini terjadi sedikit pergeseran. Seiring kemajuan teknologi, hydraulic/mechanical disc-brake semakin populer digunakan pada road bike. Sekarang ini tampak berimbang antara pengguna rim-brake dan disc-brake pada roadbike mereka.
Cyclocross dan Gravel
Cyclocross dan Gravel boleh dibilang turunan dari road-bike namun ada yang spesial dari genre ini. Berbasis roadbike, tapi sepeda ini juga turun di medan off-road, medan berkirikil, dan sedikit berlumpur. Ban dengan tapak dan tire clearance yang lebih lebar adalah ciri khas dari sepeda ini. Untuk kebutuhan ini, sekarang ini mereka lebih banyak menggunakan disc-brake karena dianggap lebih handal digunakan di medan off-road.
Urban Bike
Semakin ringan beban yang ditanggung oleh sepeda, semakin luas pula altenatif rem yang digunakan. Beberapa sub-genre dari Urban Bike diantaranya City Bike, Folding Bike, Minivelo dan Hybrid Bike. Karena digunakan di lingkungan kota dengan medan yang relatif flat, tipe rem yang digunakan sangat beragam. Semua tipe yang kami sebutkan di atas, dipakai pada genre ini, jadi banyak pilihan. Semakin Brader memahami karakter dari setiap tipe rem, makan akan mudah memilih tipe yang tepat sesuai dengan gaya berkendara Brader.
Semoga Artikel ini bermanfaat, pilih sepeda dan spesifikasi sesuai dengan kebutuhan dan budget yang ada. Pilih yang ideal, tidak perlu over-spec. Salam Bersepeda.
Leave A Comment