Topik kali ini Braderian akan membahas perbedaan sepeda Hybrid, Gravel dan Cyclocross. Makin hari genre sepeda semakin membingungkan? Begitu banyak disiplin bersepeda, banyak format perlombaan sepeda, terkadang perbedaannya tipis. Genre atau karakter sepeda juga akan mengikuti gaya berkendara tertentu, dalam trek/ kegunaan tertentu atau format balap sepeda itu sendiri. Ada beberapa genre tertentu yang punya ciri-ciri hampir sama, misalnya perbedaan antara Hybrid dan Gravel. Jika diperluas lagi, juga mirip dengan Commuter dan Touring.
Untuk berhasil membedakan diantaranya menurut kami tidak penting! yang paling penting adalah sepeda tersebut sesuai dengan tujuan Brader bersepeda.
Esensi bersepeda itu bukan pada “sepeda apa” tapi lebih pada experience bersepedanya. Mendefinisikan genre tertentu supaya Brader mendapatkan knowledge yang lebih luas sehingga berdasarkan pengetahuan tersebut Brader bisa memaksimalkan sepeda yang tepat buat Brader.
Sepeda Hybrid
Secara umum, dari kata “hybrid” sudah kita pahami bahwa subject/ object tersebut ada di antara 2 atau lebih hal, jenis, karakter, tipe, budaya, habit, tertentu. Misal sebuah mobil hybrid, akan merujuk pada mobil yang memiliki mesin berbahan bakar bensin atau penggerak listrik/baterai sekaligus.
kbbi.web.id
hibrida/hib·ri·da/ n 1 Bio turunan yang dihasilkan dari perkawinan antara dua jenis yang berlainan (tentang hewan atau tumbuhan): pohon kelapa — dapat berbuah pada usia empat tahun; 2 Ling kata kompleks yang bagian-bagiannya berasal dari bahasa berbeda, seperti dwifungsi;
— antarjenis individu atau kelompok individu tumbuhan atau hewan yang merupakan hasil perkawinan silang atau individu yang berbeda jenisnya
Hybrid Bike merujuk pada sepeda yang memiliki karakter lebih dari satu . Misal karakter diantara sepeda jalan raya (Roadbike) dan sepeda gunung (MTB). Sepeda Hybrid adalah sepeda yang adaptif diantara 2 karakter roadbike dan MTB, toleransi digunakan di medan off-road sekaligus nyaman digunakan di jalan raya/aspal. Adaptif di 2 medan tersebut menjadi pondasi dasar ke arah mana desain sepeda akan dibuat.

Sepeda Hybrid, Polygon Heist
Berikut ciri utama Sepeda Hybrid:
-
- Gaya Berkendara — Posisi berkendara relatif tegak, tidak mengutamakan kecepatan tinggi tetapi lebih pada kenyamanan.
- Fungsi — Sepeda adaptif di medan off-road dan on-road, menggunakan travel pendek biasanya antara 80-100mm. Cocok untuk bersepeda dengan kegunaan sehari-hari seperti bike to work, berbelanja sederhana ke mini-store atau untuk rute pendek sekedar untuk mendapatkan kebugaran tubuh. Tidak harus menggunakan suspensi, Sepeda Hybrid juga umum menggunakan rigid fork.
- Frame dan Material — Biasanya ada pilihan 2 basis; berbasis MTB atau Roadbike. Polygon punya jagoan hybrid yaitu Heist. Polygon Heist adalah contoh hybrid berbasis frame MTB yang diimprove lagi supaya lebih comfort untuk penggunaan urban. Sedangkan Trek FX Sport adalah sepeda hybrid yang pendekatannya menggunakan frame roadbike. Sepeda Hybrid modern lebih banyak menggunakan material alloy, tapi masih ada juga beberapa brand & konsumen yang memilih material steel karena menciptakan daya redam pada frame yang lebih baik.
Trek FX — Hybrid, Commuting bike
- Ban dan Tire Clearance — Tentunya punya tire-width lebih kecil dibandingkan MTB namun relatif lebih lebar dibandingkan roadbike. Polygon Heist mengunakan ukuran 700 x 45C, dimana ukuran ini juga sering digunakan untuk gravel bike. Untuk yang berbasis road-bike seperti Trek FX Sport menggunakan ban ukuran 700 x 32C. Biasanya Pabrikan memberikan tire clearance lebih lebar maksimal hingga bisa menggunakan ban 45C
- Handlebar — Lebih cocok menggunakan flat-bar atau narrow rise bar untuk membentuk posisi berkendara yang lebih tegak dan relax.
- Konfigurasi Drivetrain — Tidak membutuhkan konfigurasi kecepatan dengan range yang sangat lebar. Pilihan kecepatan 1×8 speed atau 2/3×8 speed dirasa sudah cukup.
- Rem — Sebenarnya rim brake (mechanical) sudah cukup, tetapi karena ada perkembangan discbrake yang semakin ekonomis sekarang ini banyak pabrikan yang sudah melengkapi dengan disc-brake bahkan hydaulic disc brake.
Baca juga: Jenis Rem Sepeda
Sepeda Gravel
bikeradar.com mendefinisikan: A gravel bike is a drop-bar bike designed to let you ride over many different surfaces. The drop handlebar and road bike-like design mean that you can make good progress on the road, but with wider tyres, lower gearing and stable handling you can also head off the beaten track.

Pilih mana, Road, Gravel, atau Touring Bike?
Keserbagunaan sepeda gravel membuatnya ideal untuk bersepeda dengan daya tahan yang lama dalam kecepatan tinggi dan medan yang bervariasi. Drop bar adalah salah saru ciri khas, geometri frame sepeda gravel didesain untuk berkendara cepat, pedalling, di medan off-road (tanah berkerikil) termasuk aspal.
Sejarah Gravel Bike
Popularitas gravel yang terus meningkat 3 tahun belakangan ini, mungkin Brader berpikir bahwa genre gravel telah lama lahir. Faktanya, Gravel termasuk kategori sepeda yang baru saja lahir. Mungkin ada beberapa versi tentang cerita cikal bakal gravel bike, salah satunya menyebut, perusahaan pertama yang mendesain sepeda kerikil ini adalah Salsa Cycles yang berbasis di Minnesota. Tim mereka menciptakan Warbird pada tahun 2012 sebagai respon bahwa sepeda cyclocross dan road bike tidak cukup adaptif untuk melaju di permukaan gravel (kerikil). Hingga akhirnya tim Salsa merilis sepedanya ke pasar.
Maka dengan terciptanya sepeda Warbird, sepeda kerikil lahir dan sejak itu menjadi subtipe sepeda yang sangat populer di seluruh komunitas bersepeda dan popularitas yang paling cepat berkembang selama bertahun-tahun.
Jika kita mengacu pada kelahiran Salsa Wardbird, maka boleh dikata umur sepeda gravel termasuk sangat muda. Tapi banyak juga para senior menyebut bahwa gravel bike sejatinya sepeda gunung jadul. Sebelum MTB secanggih seperti sekarang ini, MTB generasi tua memiliki konsep desain yang serupa dengan sepeda gravel sekarang ini.

Genio Scappa 2021, Gravel Bike Modifikasi
Jika dibandingkan dengan Hybrid bike, ada ciri/ konsep Sepeda Gravel yang lebih menonjol diantaranya:
- Drop-bar — Sepeda gravel menggunakan drop-bar karena sepeda ini concern pada kecepatan tinggi. Lebih detail lagi, gravel lebih cocok menggunakan flared drop-bar. Flared drop-bar adalah desain setang seperti drop bar namun bagian ujung lebih melebar. Tujuannya adalah memberikan posisi yang lebih lebar dan stabil saat menghadapi medan yang lebih teknikal. Dropbar adalah penunjang untuk Brader mendapatkan posisi berkendara yang lebih agresif.
- Frame yang lebih agresif — Geometri sepeda gravel didesain lebih agresif dibandingkan sepeda hybrid, kurang lebih setara dengan desain geometri all rounder road bike.
- Material Frame Rigid— Karena berkonsep rigid, masih banyak pesepeda idealis yang lebih memilih material steel. Dalam harga yang ekonomis Genio Scappa adalah contoh steel bike gravel paling murah. Gravel dengan material besi dengan harga sultan bisa ditemui pada marek Salsa. Namun demikian, antar pabrikan memberikan alternatif baru. Patrol CG700 MY 2022 menawarkan gravel dengan front suspension travel 40mm. Cannondale Slate menggunakan front suspension travel 45mm, begitu juga dengan Salsa Cutthroat Suspension, bahkan Niner MCR 9 RDO membuat gravel dengan makanis dual-suspension!
- Roda lebih berperforma — Pada umumnya pilihan lebar ban sepeda gravel setara dengan sepeda hybrid yaitu antara range 700 x 38-45C. Namun karena dituntut performa lebih baik, biasanya wheelset dan ban sepeda gravel punya spesifikasi lebih tinggi, lebih ringan namun dengan daya traksi yang ideal untuk on/off-road.
- Disc Brake — Untuk menghadapi medan off-road, sepeda gravel sangat disarankan menggunakan Disc Brake. Pilihan Mechanical ataupun Hydraulic tak masalah, penggunaan disc-brake supaya lebih handal ketika menghadapai medan kering berdebu kasar maupun sedikit berlumpur.
Cyclo-Cross
Wikipedia: A cyclo-cross bike or cyclo-cross bicycle (abbreviated CX Bike or CXB) is a bicycle specifically designed for the rigors of a cyclo-cross race.[1] Cyclo-cross bicycles roughly resemble the racing bicycles used in road racing. The major differences between the two are the frame geometry, and the wider clearances that cyclo-cross bikes have for their larger tires and mud and other debris that they accumulate.
Cyclocross di Indonesia memang tidak begitu populer, tapi ketika membahas sejarah Gravel Bike jangan lupakan genre cyclo-cross. Sepeda Cyclo-cross memang unik, sejatinya adalah road-bike yang “dipaksa” turun ke medan offroad dalam format balap sepeda. Pada awal kelahirannya, roadbike tanpa perubahan major diturunkan ke dalam format balap sepeda cyclo-cross. Pabrikan lokal seperti Polygon bikes pernah merilis cyclo-cross pertamanya yaitu Bend CX. Tak lama setelahnya Polygon merilis Bend RV, yang sudah berwujud sepeda gravel.

Polygon Bend CX pertama kali diperkenalkan tahun 2015. The Bend CX is currently available with a Shimano Ultegra Di2 groupset, Shimano R785 hydraulic disc brakes, Novatec CXD tubeless ready wheelset, Schwalbe Racing Ralph Evo tires. Foto: roadbikereview.com
Kesimpulan
Industri sepeda memang membuat permainan sepeda semakin kompleks. Mereka menciptakan tren yang dilemparkan ke pasar, dan kita semua menikmatinya. Di tengah kompleksitas tipe dan genre sepeda, terdapat irisan kesamaan antar jenis sepeda. Brader bisa memulai dari mana saja untuk memulai bersepeda. Bisa dari kebutuhan, bisa karena terbawa tren atau rekomendasi teman, atau tiba-tiba jatuh hati pada sepeda terntentu karena browsing di website resmi pabrikan. Semua sah-sah aja.
Memahami konsep sebuah sepeda sangatlah perlu supaya sepeda tersebut sesuai dengan ekspektasi Brader, sehingga nantinya dapat memaksimalkan penggunaannya.
Gravel & Hybrid memang mirip, bahkan dari 2 genre tersebut masih bisa diturunkan menjadi sepeda commuter, speed utility, bahkan touring. Hmmm seru kan? Brader pilih mana?
[…] Volare sebenarnya sudah lama eksis dalam kategori Urban, atau lebih spesifik Hybrid sejak 2015. Thrill sebelumnya sudah pernah rilis Volare seri 1, 2, 3 dan 4 dalam ukuran roda 700 C. […]
[…] PERBEDAAN HYBRID, GRAVEL DAN CYCLOCROSS […]
[…] menjaga keindahan lingkungan sekitarnya. Terutama sepeda urban atau tipe seperti sepeda komuter, hybrid, minivelo dan folding bike akan relevan dengen ide […]
[…] Cyclo-cross bisa dibilang gagal bertumbung di Indonesia, tapi ada efek samping positif yaitu meningkatnya kesadaran bikers tentang kerennya gravel bike. Nyatanya, gravel bike terus bertumbung dari tahun ke-tahun hingga kini. Peminatnya semakin bertambah, tapi ada juga yang sudah mulai bosan. Nah, gravellers yang mulai bosan ini tampaknya bergeser minat atau sebenarnya coba-coba aja, beralih dari pakai bawaan gravel — flared-drop-bar diganti dengan flat-bar. Gravel dengan flat-bar ini tentu saja mengingatkan kita genre yang dulu di juga pernah populer, yaitu Hybrid-bike! […]