Dalam upaya untuk mengatasi perubahan iklim global, konsep bursa karbon dan perdagangan karbon telah menjadi topik penting dalam diskusi lingkungan. Kedua konsep ini memiliki tujuan utama untuk mengurangi emisi gas rumah kaca yang berkontribusi terhadap pemanasan global. Dalam artikel ini, Braderian akan menjelaskan apa itu bursa karbon dan perdagangan karbon, serta bagaimana mereka berperan dalam upaya melawan perubahan iklim.

Penjelasan Tentang Bursa Karbon

Bursa karbon adalah pasar di mana izin emisi karbon dapat diperdagangkan. Izin emisi karbon ini dikeluarkan oleh pemerintah atau otoritas regulasi kepada perusahaan atau entitas lain yang menghasilkan emisi gas rumah kaca. Setiap izin ini mewakili jumlah tertentu emisi yang diperbolehkan oleh entitas tersebut. Bursa karbon memungkinkan perusahaan yang menghasilkan emisi lebih dari kuota mereka untuk membeli izin tambahan dari perusahaan lain yang memiliki izin berlebih. Dengan cara ini, bursa karbon menciptakan insentif ekonomi bagi perusahaan untuk mengurangi emisi mereka.

Under the carbon trading mechanism, companies engaged in renewable energy or decarbonization activities will be able to sell carbon credits, while emitters such as coal power plant operators can buy those credits to compensate for their carbon emissions.

 

Indonesia.go.id: Tentang Bursa Karbon

Indonesia kini telah resmi memiliki bursa karbon. Berdirinya institusi perdagangan karbon itu terealisasi setelah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menerbitkan izin usaha penyelenggara Bursa Karbon kepada PT Bursa Efek Indonesia (BEI), pada Senin 18/9/2023.

Berdirinya lembaga perdagangan karbon dengan nama bursa karbon Inonesia ini menasbihkan negara ini sebagai salah satu pionir yang memiliki komitmen mengurangi emisi rumah kaca. Dalam konteks perdagangan karbon, beberapa negara dunia telah memulainya. Uni Eropa misalnya, beberapa negara anggotanya telah menginisiasinya, seperti Swiss (2008). Demikian pula Australia (2016), Kanada (2019), Tiongkok dan Meksiko (2021).

Khusus soal izin usaha Bursa Karbon ke BEI, izin itu dikeluarkan oleh surat keputusan OJK nomor KEP-77/D.04/2023 tertanggal 18 September 2023. Pemberia​n izin usaha ke BEI itu berlaku sejak tanggal ditetapkannya keputusan OJK. Adapun pemberian izin usaha kepada BEI s​ebagai penyelenggara bursa karbon didasarkan pada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) nomor 14 tahun 2023 tentang Perdagangan Karbon Melalui Bursa Karbon.

 

Pabrik Sepeda Thrill

Pabrik Sepeda Thrill

Perdagangan Karbon: Bagaimana Cara Kerjanya?

Perdagangan karbon, juga dikenal sebagai perdagangan emisi, adalah proses membeli dan menjual izin emisi karbon di bursa karbon. Ini melibatkan beberapa tahap:

  • Alokasi Izin Emisi: Pemerintah atau badan regulasi menetapkan kuota emisi karbon untuk setiap entitas yang berpartisipasi. Kuota ini dapat berubah dari waktu ke waktu dalam rangka mencapai target emisi yang ditetapkan.
  • Pengukuran Emisi: Perusahaan melacak emisi mereka selama periode tertentu. Jika mereka melebihi kuota emisi mereka, mereka akan perlu membeli izin tambahan.
  • Perdagangan Izin Emisi: Perusahaan yang memiliki izin emisi berlebih dapat menjualnya ke perusahaan lain yang melebihi kuota mereka. Harga izin emisi ini dapat berfluktuasi sesuai dengan penawaran dan permintaan di bursa karbon.
  • Insentif untuk Mengurangi Emisi: Karena izin emisi menjadi semakin mahal jika emisi terlalu tinggi, perusahaan memiliki insentif ekonomi yang kuat untuk mengurangi emisi mereka melalui investasi dalam teknologi yang lebih bersih dan praktik berkelanjutan.

Dampak dan Manfaat

Perdagangan karbon dan bursa karbon memiliki beberapa dampak positif dalam upaya mengatasi perubahan iklim:

  • Reduksi Emisi: Mendorong perusahaan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca, yang pada gilirannya membantu mengurangi dampak perubahan iklim. Perdagangan karbon memungkinkan Indonesia secara efisien mengurangi emisinya dengan melibatkan berbagai sektor seperti hutan; energi; industri; dan transportasi. Dengan memperdagangkan kredit karbon, Indonesia dapat memotivasi pengurangan emisi dan mencapai target yang ditetapkan dalam perjanjian internasional, salah satunya misalnya Perjanjian Paris tentang Perubahan Iklim.
  • Pengembangan Teknologi Bersih: Perdagangan karbon menciptakan insentif untuk mengembangkan teknologi bersih dan berkelanjutan, seperti energi terbarukan dan efisiensi energi. Mendorong pengembangan sumber energi terbarukan di Indonesia. Dengan menjual kredit karbon dari proyek-proyek energi terbarukan, seperti tenaga surya dan angin, Indonesia dapat menarik investasi dalam sektor energi bersih dan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil yang berpolusi.
  • Pendanaan Proyek Hijau: Dana dari penjualan izin emisi dapat digunakan untuk mendukung proyek-proyek yang berkontribusi pada pengurangan emisi, seperti penanaman hutan atau proyek energi terbarukan.
  • Kesadaran Lingkungan: Membuka diskusi dan kesadaran tentang isu perubahan iklim dan pentingnya mengurangi emisi karbon. Indonesia memiliki kekayaan hutan tropis yang luar biasa dengan keanekaragaman hayati yang tinggi. Melalui perdagangan karbon, Indonesia dapat mendorong pelestarian hutan dan lahan, serta restorasi lahan yang terdegradasi. Hal ini akan membantu mengurangi deforestasi, melestarikan keanekaragaman hayati, dan menjaga fungsi ekosistem yang penting untuk mitigasi perubahan iklim.
  • Pendapatan Tambahan dan Pertumbuhan Ekonomi: Indonesia dapat menghasilkan pendapatan tambahan dari penjualan kredit karbon kepada negara atau entitas bisnis lain yang membutuhkannya untuk mencapai target emisi mereka. Pendapatan ini dapat digunakan untuk mendukung pembangunan berkelanjutan, investasi dalam energi terbarukan, pengelolaan hutan yang berkelanjutan, dan proyek-proyek lingkungan lainnya. Hal ini juga berpotensi mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
  • Transfer Teknologi dan Kapasitas: Dengan terlibat dalam perdagangan karbon, Indonesia dapat memperoleh akses ke teknologi baru dan praktik terbaik dalam mengurangi emisi GRK. Melalui kemitraan dengan negara-negara lain, Indonesia dapat memperkuat kapasitasnya dalam mengelola dan melaksanakan proyek-proyek hijau, termasuk proyek energi terbarukan dan pengelolaan hutan yang berkelanjutan.

 

Kontrol Jumlah Karbon yang Dihasilkan

Dengan adanya perdagangan karbon, maka pemerintah dapat melakukan pemantauan terhadap jumlah karbon yang dihasilkan oleh negara atau bisnia lain. Dengan adanya data tersebut, maka akan lebih mudah untuk mengontrol banyaknya emisi gas yang dilepaskan ke atmosfer bumi.Berbagai tindakan untuk meminimalisir dampaknya juga bisa lebih diperhatikan lagi, sehingga semakin meningkatkan tanggung jawab bersama untuk melindungi bumi dan ekosistem di dalamnya.

Tanpa adanya sistem carbon trading atau berbagai regulasi sejenis yang mengikat, maka setiap pihak bisa saja secara terus-menerus mengeluarkan emisi karbon secara berlebihan.Karena tidak dipantau, maka aspek lingkungan bisa saja semakin diabaikan. Industri besar mungkin hanya memperhatikan keuntungan tanpa peduli dengan efek rumah kaca yang mereka hasilkan sepanjang proses industri berlangsung.

Maka dari itu, praktik carbon trading menjadi hal yang sangat menguntungkan untuk kesejahteraan lingkungan, ekosistem, dan termasuk manusia di dalamnya.


 

Namun, sistem bursa karbon juga memiliki tantangan dan kritik. Beberapa kritikus berpendapat bahwa sistem ini dapat mengarah pada spekulasi pasar dan tidak selalu mencapai pengurangan emisi yang diinginkan.

Dalam keseluruhan, bursa karbon dan perdagangan karbon adalah alat penting dalam upaya global untuk mengurangi emisi karbon dan mengatasi perubahan iklim. Dengan regulasi yang tepat dan pemantauan yang ketat, mereka dapat menjadi komponen kunci dalam mencapai target emisi global dan menjaga lingkungan yang lebih bersih untuk generasi mendatang.