Tour de Indonesia, Ajang Bergengsi yang Telah Kembali.

Tahun 2018 ini merupakan awal kebangkitan kompetisi balap sepeda paling bergengsi di Indonesia yang selama ini vakum terhitung sejak 2011 silam. Balapan yang telah ada sejak tahun 2003 ini banyak diikuti oleh pembalap-pembalap dalam dan luar negeri, serta beberapa tim besar pernah meramaikan ajang yang telah berganti-ganti nama dari tahun ke tahun mengikuti sponsor utama yang mensupport balapan yang yang pernah memberi total hadiah di angka US$1000 ini terkonsentrasi di lintasan jalan raya daerah Pulau Jawa dan Bali.

Biasanya pada edisi-edisi sebelumnya ajang ini dihelat antara bulan Agustus-September dan mengikuti kalender UCI karena terhitung sebagai kompetisi roadbike kategori 2.1 UCI, namun pada edisi 2018 ini gelaran Tour de Indonesia dihelat di awal tahun, lebih tepatnya pada 25-28 Januari dan terbagi atas empat stage/etape. Jauh menurun dari edisi-edisi sebelumnya yang bisa mencapai 10 etape, namun bukan berarti secara kualitas gelaran 2018 kali ini jauh menurun namun diharapkan setelah sekian lama berhiatus ini Tour de Indonesia bisa berkembang dan tetap berada di jalurnya dengan rutin diselenggarakan setiap tahun dan bisa meningkat kembali dari jumlah stage/etape maupun tim yang berpartisipasi di dalamnya.

 

Balapan dimulai di etape 1 yang akan dimulai di Candi Borobudur, Magelang, dan berakhir di Madiun, sementara etape kedua berangkat dari Madiun dan finis di Prigen, Pasuruan. Namun, karena alasan teknis etape pertama dan kedua akan mengalami perubahan. Etape 1 yang telah direvisi akan menempuh jarak kurang lebih 124.7km dari Candi Prambanan menuju Alun-alun Ngawi dengan rute: Candi Prambanan – Klaten – Delanggu – Kartasura – Solo – Karanganyar – Masaran – Sidoharjo – Ngrampal – Mantingan – Banjar Reji – Ngawi.Etape 2 akan dimulai di Alun-alun Kota Madiun dan berakhir di depan Kantor Walikota Mojokerto dengan jarak 117.7km. Rute yang akan ditempuh adalah Kantor Bupati Madiun – Nganjuk – Kertosono – Perak – Jombang – Peterongan – Mojoagung – Mojokerto

 

Di etape 3, para pembalap akan menempuh jarak 200km dari Probolinggo menuju Banyuwangi dengan rute Alun-alun Probolinggo – Leces – Ranuyoso – Klakah – Terminal Lumajang – Jatiroto – Tanggul – Rambipuji – Jember – Pakusari – Mayang – Sempolan – Garahan – Gumitir – Kalibaru – Glenmore – Genteng – Pekulo – Alasmalang – Rogojampi – Banyuwangi (Taman Blambangan)

 

Etape 4 akan menempuh jarak 170.9km dari Pelabuhan Gilimanuk menuju Lapangan Puputan, Renon, dengan rute Gilimanuk – Gerokgak – Seririt – Lovina – Singaraja – Gingsir – Bedugul – Baturiti – Mengwi – Denpasar – Lapangan Puputan

 

Sementara itu untuk gelaran Tour de Indonesia 2018 ini akan ada empat kategori klasemen, yaitu klasemen umum (General Classification), klasemen poin (points classification), King of Mountain (klasemen tanjakan), dan klasemen pembalap Indonesia terbaik dengan setiap klasemen akan memiliki jersey tersendiri, diantarannya.

Jersey untuk sang pimpinan klasemen. Tetap dengan motif tradisional Toraja, jersey berwarna gandaria, alias ungu, ini akan membuat sang pimpinan klasemen umum yang akan terlihat menonjol di tengah-tengah peloton.

 

Selanjutnya jersey dengan warna Kayas alias pink akan dipakai oleh pembalap dengan poin terbanyak yang ada di beberapa check point sepanjang etape. Sekilas memang mirip Maglia Rosa milik Giro d’Italia. Tapi, motif tradisional Toraja membuat jersey ini tetap Indonesia banget.

 

Motif tradisional Toraja masih menghiasi jersey pemuncak klasemen poin tanjakan, alias King of Mountain, begitu juga dengan motif polka-dot, namun kali ini warna yang dipilih adalah hijau tosca.

 

Dan yang terakhir Best Indonesian Rider juga tak luput dari apresiasi berupa jersey yang akan dipakai oleh pembalap Indonesia terbaik dengan sebutan jersey Gumading, yang berwarna putih gading dengan bagian atas terdapat motif tradisional Toraja.

 

foto & grafis: tourdeindonesia.id